Ikan di Laut Tercemar Indonesia

Ikan di Laut Tercemar Indonesia
Sumber Ikan Laut yang Merana

Dekan FEMA IPB Dr. Arif Satria, Prima Gandhi HMI Bogor, Maafkanlah, Marissa Haque & Ikang Fawzi

Dekan FEMA IPB Dr. Arif Satria, Prima Gandhi HMI Bogor, Maafkanlah, Marissa Haque & Ikang Fawzi
Dekan FEMA IPB Dr. Arif Satria, Prima Gandhi HMI Bogor, Maafkanlah, Marissa Haque & Ikang Fawzi, Doktoral di IPB

Total Tayangan Halaman

Riset Pencemaran Lingkungan Hidup di Buyat, Sulawesi Utara

Kebun Raya Bali

Kebun Raya Bali
SDALH Marissa Haque-Kebun Raya Bali

Selasa, 04 September 2012

Langkah Dua Artis Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Marissa Haque dan Zumi Zola (Bupati Jambi)

Selasa, 04 September 2012 , 15:52:00 WIB

KOALISI MARISSA-ZUMI



Dua artis alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Marissa Haque dan Zumi Zola (Bupati Jambi) bakal berkoalisi dan kolaborasi di Provinsi Jambi melalui Partai Amanat Nasional (PAN). Menurut artis yang baru bergabung di PAN ini, dirinya kemungkinan besar bakal berkoalisi dengan Zumi di Jambi. Wacana koalisi ini muncul begitu saja, saat keduanya menghadiri pernikahan puteri Menhut Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu.  
 Sumber: http://www.rmol.co/read/2012/09/04/76818/KOALISI-MARISSA-ZUMI-

ARI PURWANTO/ISTIMEWA

"Langkah Dua Artis Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Marissa Haque dan Zumi Zola (Bupati Jambi) "

Senin, 27 Agustus 2012

Marissa Haque Fawzi: "Indonesia's Cinematic Art Stumble and Surge"


Indonesia's Cinematic Art Stumble and Surge
 
World Paper, New York, USA
June, 2001


By. Marissa Haque Fawzi
An Indonesia Actress, is in Residence at Ohio University

 
Indonesia as a country among many countries in the world, cannot escape of the effect of globalization. More specially, the Indonesia film industry is influenced and shaped by the cultures and trends of many other nations. This assimilation necessary and positive for progress and increased quality as long as an individual maintains his/ her own touch, so to speak. This process is guaranteed by the fact that our world grows smaller everyday and the boundaries that once existed are no more.

The father of Indonesia film, Mr. Haji Usmar Ismail, was the first Indonesia artist to graduate from the School of Film at the University of California Los Angles as early as the 1940s. Generations to follow in the 1970’s were strongly predisposed to Russian production style and technique with Indonesian graduate from Moscow University such as Syumandjaja and Amy Priono.

Many artists to follow, Producers and Directors are products of Indonesia education and training. Their work, also distinguished, is colored by local wit and wisdom. A result of their efforts has been “Edutainment” or educational entertainment for the Indonesian citizen.

The only trouble with this is seen in the extremely small ratio of these artists in relation to the population of Indonesia, which far exceeds 200 million. If the love of money is the root of all evil it has also been the demise of the film industry in Indonesia. Many Directors viewed the production of movies as a monetary printing press.

The typical Indonesian film left nothing for the viewing public; there was no moral message and no real meaning. By the end of 1980s the film industry has stagnated and come to screeching halt. The Indonesia government further stifled the industry’s creativity and quality, and the differences from one film to the next became almost impossible to discern. It was a frustrating time for the movie-going public and even exasperating for those production teams that sought to create.

In 1990s gave us Garin Nugroho. As a young man, he graduated from University of Indonesia with a degree in Law and attended Indonesia’s Institut Kesenian Jakarta (Indonesian Art Institute). Garin Nugroho was determined to create new standard, and in the mid-1990s he began work. Nugroho presented an Eastern European style of production. Many Indonesian viewers did not understand this style of production and found the storylines difficult to follow, but his works have been honored (and have placed) at almost every international film festivals in which those have appeared.

Toward the end of 1999, a group of young Indonesian film graduates that, to date, do not wish to be identified with other movie production teams, came together to produce. They represent the new techno generation, seeking something new and different from all who came before them, and it is known to Indonesians today as the movie Kuldesak. This independent production team used a grassroots style marketing strategy throughout production. The film smacks of Quentin Tarantino. The theme song from thia movie was also honored by MTV at the MTV awards 2000 in New York.

The year 2000 was phenomenon for Rivai Riza (Film Director), Mira Lesmana and Triawan Munaf (Co Producers) with their award-winning production Petualangan Sherina or the Adventures of Sherina. The British honored this production with the presentation of the British Chavening Award Scholarship to Riza. This is only logical because Riza finished his Master of Arts in screenwriting at a British Institution in 1999. Riza ia rich with British style.

What do we see in the future of the Indonesian film industry? What style do we hope will prevail? There are so many possibilities, but that which cannot be denied and is clear to even those who would close their eyes is that American films are shown on every channel of Indonesian television and fill Indonesian theatres. In this lies an undeniable answer.

We are also aware that American film is a collection of assimilations from across the world. Thus we come full circle of globalization and interdependent world in which we live. We will, each and every one of us, learn from all of those around us without exception, if we hope to progress. This is a continual process that will go on for as long as we breathe.

Marissa Haque Fawzi: "Indonesia's Cinematic Art Stumble and Surge"


Rabu, 22 Agustus 2012

Bunda Marissa Haque Fawzi: "Dulu saat Kuliah 2003 Saya Legislatif PDIP, 2012 Saya Bacaleg PAN dan Sudah Doktor "

0ae04f3b17f901d5baa60401411d9596_marissa-haque-diajak-ikang-fawzi-masuk-pan_600x336

Sumber: http://dominikadanmarissa.blogdetik.com/

Dulu saat kuliah film di Athens, Ohio, Amerika Serikat pada tahun 2003 saya terpilih menjadi anggota Legislatif dari PDIP, dan sekarang pada tahun 2012 saya dipersiapkan oleh Pak Hatta Rajasa untuk menjadi Bacaleg PAN.

Tiba-tiba saya teringat kepada Dominika Dittwald sahabatku dulu saat kuliah di sana, Dominika sudah MFA dan saya tidak menyelesaikan sekolah filmku karena harus mengabdi kepada rakyat di Senayan.

Namun atas ijin Allah dan doa semua kerabat dan sahabat yang dekat di hati, hari ini alhamdulillah pendidikan saya mumpuni. Sudah menjadi Doktor dan siap insya Allah menjawab tantangan zaman.  

Thank You Allah...
6984ee2aaef7552dbc59b3dac09f1db7_dominika-dittwald-mfa-and-dr-marissa-haque-fawzi-sh-mhum-mba-mh_600x574


Dominika Dittwald dan Marissa Haque Fawzi: Persahabatan adalah Selamanya




Marissa Haque Fawzi:  "Dulu saat Kuliah 2003 Saya Legislatif PDIP, 2012 Saya Bacaleg PAN dan Sudah Doktor "

Sabtu, 18 Agustus 2012

“Keteladanan Umar bin Khatab dalam Kehidupan Kami”: Marissa Haque & Ikang Fawzi

 
Terimakasih banyak MNC TV dan UIN Jakarta.
1c7eba1c40ed9fdd82b0347c0bc4d7da_drhj-marissa-haque-fawzi-yang-anggun-sebagai-calon-hakim-mk

“Keteladanan Umar bin Khatab dalam Kehidupan Kami”: Marissa Haque & Ikang Fawzi 

Kawasan Umum - JAKARTA- Sosok Umar bin Khattab yang memiliki jiwa kepemimpinan teladan sangat dikagumi banyak orang. Salah satunya Marissa Haque yang sangat mengagumi sosok Umar.

“Umar yang terlihat garang, ketika dibacakan ayat-ayat Alquran langsung luluh hatinya. Itu yang namanya hidayah kan,” kata Marrisa saat ditemui di Kampus UIN, Ciputat, Tangerang Selatan.
Begitu juga dalam kehiduan keluarganya, Marrisa dan Ikang Fawzi mencoba mengaplikasikan ajaran yang baik untuk diterapkan dalam keluargannya.

“Ikang dan saya sebagai wakil imam di rumah, kita lead by example. Apa yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita katakan sebagai manusia yang penuh dengan kesalahan,” ujarnya.
(rik)
3db51437591a9ade1361f6e698a9000e_my-sweet-memory-saat-kuliah-doktor-di-ipb-library-kampus-dramaga-bogor-drhj-marissa-haque-fawzi

 

Selasa, 31 Juli 2012

"Marissa Haque Ikang Fawzi: Dua Jempol untuk Sikap Tegas Bang Hatta Rajasa Soal Hutan Lindung Kab. Bogor"

Hatta Tolak Hapus Hutan Lindung di Puncak

Headline
Menko Perekonomian Hatta Rajasa - inilah.com/Agus Priatna
Oleh: Mosi Retnani Fajarwati
 

INILAH.COM, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa tidak setuju dengan rencana pemerintah kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang berniat menghapus status hutan lindung di kawasan Puncak.

"Jawa itu sudah sangat kritis terhadap hutan. Beberapa daerah sudah kurang dari 30 persen. Kalau mau diubah, jelas akan menimbulkan bencana dan persoalan besar. Jadi jangan hutan," tegas Hatta di Jakarta, Selasa (31/7/2012).

Menurutnya, masih banyak kawasan yang lebih tepat untuk diubah menjadi hutan produksi, permukiman, dan perkebunan. "Masih banyak lahan-lahan yang dikategorikan terlantar, bisa digunakan," ujarnya.

Draf revisi Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor sedang dikaji Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor.
Ditargetkan pada Oktober-November 2012 draf itu diajukan ke DPRD Kabupaten Bogor. Dengan adanya revisi ini maka kawasan hutan lindung Puncak akan berganti status menjadi itu akan berganti status menjadi hutan produksi, permukiman, dan perkebunan.

Pada Perda RTRW Kabupaten Bogor yang berlaku saat ini disebutkan kawasan fungsi lindung terdiri dari hutan konservasi sebesar 14,24 persen dari luas wilayah Kabupaten Bogor (45.559 hektar) dan hutan lindung sebesar 2,93 persen (8.745 hektar).

"Halimun itu begitu saya mantan Menristek saya tahu Halimun. Kalau terjadi sesuatu, dmn jenis pohon Indonesia punah, Halimun itu salah satu cadangan biota yg ada yg mewakili hampir sekian persen. Itu kawasan yg hrs kita jaga," jelasnya. [rus]
 
"Marissa Haque Ikang Fawzi: Dua Jempol untuk Sikap Tegas Bang Hatta Rajasa Soal Hutan Lindung Kab. Bogor" 

Senin, 23 April 2012

"Addie MS & Azwin Nugraha Liputan6.com Diduga Penjahat Cyber: Doa Sabar untuk Bundaku Marissa Haque"


addie ms (@addiems) mendapatkan kepuasan spt saat di sma 3 dulu dlm mem-bully marissa haque. lihat: showbiz.liputan6.com/read/372096/marissa-haque-schizophrenia kasihan ikang fawzi

Oom Addie MS Stop Oom! Sadar dong anda sudah sangat mendzolimi Bunda Marissa Haque! Cc. Ayah Ikang Fawzi

Addie MS & Azwin Nugraha Liputan6.com Diduga Penjahat Cyber. Lihatlah kejahatan mrk di: http://showbiz.liputan6.com/read/372096/marissa-haque-schizophrenia: untuk Bundaku Marissa Haque



Ini serangan seragam bertubi diarahkan kepada Bunda Marissa Haque terlihat dan readable polanya. Pasti ada kaitannya sama Banten 1. Pastilah ada kaitannya dengan urusan korupsi da ijazah palsu diduga dimiliki Bu Ratu Atut chosiyah dari Universitas Borobudur Kalimalang Jaktim. Bukankah Oom Addie MS besar dan dibesarkan oleh Grup BAKRIE BROTHERS melalui Twilite Lapindo Orchestra yang dia jalani????


"Addie MS & Azwin Nugraha Liputan6.com Diduga Penjahat Cyber: Doa Sabar untuk Bundaku

Entri Populer